tanggal itu mungkin akan sering kuingat-ingat. entahlah. mungkin sebaiknya tidak.
sebenarnya aku tak mau mengingatnya juga. karena itu sama saja aku akan menggali luka lama itu.
tapi ah entahlah. aku jadi bingung.
hari ini bisa kukatakan adalah hari yang berat untukku.
hari ini adalah hari dimana aku harus melepaskan dan melupakan, kali ini benar-benar melupakan.
hari ini adalah hari dimana semua memori dan harapan harus kubuang dan kukubur jauh-jauh.
ah sulit sekali rasanya untuk mengatakan ada apa di hari ini.
baiklah. aku katakan saja.
hari ini adalah hari dimana masa laluku kembali menghampiri pikiran dan menggaungi isinya seharian hanya karena ia sudah melanjutkan tahap hidupnya yang lain dengan wanita pilihannya.
masa lalu itu memang jahat, terkadang.
seperti hari ini, ia muncul tanpa aba-aba dan kembali menghantui seluruh ruang hatiku.
entah apa maunya masa lalu itu. aku sudah perlahan melupakannya dan mencoba menutup buku itu rapat-rapat.
tapi masih saja, ia seenaknya hadir tanpa ada lampu kuning terlebih dulu.
sekali lagi aku menanyakan, apa maumu, wahai masa lalu?
apa kau belum puas meracuni aliran darahku dan mengajakku kembali?
apa kau belum puas menggerogoti pojokan memoriku dan menyeretku perih?
apa kau belum puas menghabiskan hembusan napasku?
apa kau memang ingin aku perlahan mati rasa?
langkahku saja sudah tertatih-tatih saat aku meninggalkan masa lalu itu.
rasanya seluruh ototku nyaris pilu dibuatnya.
sebenarnya aku benci menjadi seorang dramatis yang dihinggapi pedih.
aku rasa masa lalu memang sengaja mengeluarkan batang hidungnya kembali di mukaku.
sesaat lalu aku berniat untuk bertanya padanya;
Wahai masa lalu, aku sudah membuatmu berlalu.
jika memang kamu berada di masa lalu, mengapa kamu harus membuatku pilu di masa kini?
jika memang kamu berdiri di masa lalu, mengapa kamu mesti mencabik luka itu lagi?
sesaat kemudian, aku menghela napas. aku lelah.
aku lelah bahkan hanya untuk bicara sepatah kata.
cukup. aku mohon. biarkan aku beristirahat sejenak dari keletihanku.
ijinkan aku mengisi ulang sebentar baterai energiku.
hanya sebentar saja. supaya nanti aku mampu mengangkat wajahku.
hanya untuk melihat rupa masa lalu itu. lalu kemudian beranjak pergi.
aku sudah siap untuk melaju darinya.
kau tak punya kuasa lagi atasku, masa lalu.
sekarang ijinkan aku bicara denganmu.
pertama-tama, maaf karena aku tidak bisa berada di sekitarmu di saat hari bahagiamu kali ini.
sungguh aku tak bermaksud untuk menghindar, hanya saja ada alasan tertentu yang membuatku tak bisa hadir.
sudahlah, kau tak perlu tahu itu. nanti semakin panjang pembicaraan kita kali ini.
kedua, aku ingin menuliskan ucapan selamat untukmu dan untuknya.
pintaku padaNya, semoga kau dan dia berbahagia sampai tua menjelang.
semoga kau dan dia selalu berada dalam lindunganNya.
semoga kau dan dia takkan berhenti saling mengasihi satu sama lain.
cukuplah kau doakan aku di sini untuk selalu berbahagia jua.
ah, aku terlalu banyak bicara. maafkan sekali lagi.
tenang saja, aku akan selalu baik-baik saja di sini.
Tuhan memegangi tanganku setiap saat, bahkan di saat aku berjalan tegap.
oh iya, aku rasa Tuhan melakukan hal yang sama denganmu.
Intinya, berbahagialah selalu.
Sekali lagi, selamat menempuh tahap kehidupanmu yang baru.
hey, aku akan jadi temanmu kok. Tapi nanti, setelah aku bisa menerima semuanya. :)