Untuk kamu, ya kamu! Pria yang selalu kucintai dan kukagumi sampai sekarang. Jujur, aku merindukanmu. Merindukan sosok dewasa yang pernah menopang dan menegakkan langkahku. Aku merindukan suaramu yang dulu menelusup lembut ke dalam telingaku. Aku merindukan sosok sederhanamu dengan tinggimu yang 182 sentimeter itu. Sekarang, aku tahu bagaimana rasanya bila tidak ada kamu yang mengisi hari-hariku. Sekarang, aku tahu rasanya jika saat bangun pagi tak ada sapamu di bbmku. Aku benar-benar kehilangan sosokmu. Aku benar-benar takut kehilangan sebagian dari diriku saat aku juga kehilangan kamu.
Ingin rasanya kembali ke masa lalu, ketika masih ada kamu, ketika aku masih bisa tersenyum saat bangun pagi hingga tidur malamku. Saat kamu masih menganggapku lebih dari teman, saat ungkapan rindumu masih sering kudengar dari bibir tipismu, saat kehadiranmu bagai aktor utama drama yang kutunggu-tunggu kemunculannya. Aku masih saja sering memperhatikan contact bbmmu, menimbang-nimbang apakah aku harus mengirim pesan terlebih dahulu atau aku saja yang menunggumu? Ah... tapi kamu terlalu sibuk, bahkan hanya untuk sekedar bbm apalagi menanyakan kabarku.
Setelah kuputar ulang lagi rekaman otakku yang berisi tentangmu, aku mencoba untuk kembali mengingat perlakuan lembut dan kasarmu. Aku mencoba mengingat kesabaranmu saat menghadapiku, aku mencoba mereka-reka kembali ucapanmu saat menenangkan amarahku, aku mencoba mengintip kembali usaha-usaha yang kau lakukan agar hubungan kita tidak berjalan di tempat. Bayanganmu berputar-putar di otakku, suaramu terdengar menusuk-nusuk telingaku. Aku benar-benar kecanduan kamu, aku benar-benar kecanduan masa lalu. Aku semakin sadar bahwa tidak ada seorangpun yang bisa membuatku merasa berarti dan luar biasa selain kamu. Aku semakin yakin bahwa kamu adalah seseorang yang berusaha memperbaiki kesalahanku agar aku menjadi seseorang yang baru. Kamu menerimaku lalu menjaga perasaanku dan membentukku menjadi lebih baik.
Kali ini, aku tak merasakan kantuk sama sekali, rasa kantuk itu tak benar-benar berarti sampai aku bisa menuliskan ini, sampai aku bisa menikmati hadirmu lewat tulisanku. Aku menyesal kenapa semua hal-hal yang indah seringkali tak bisa terulang? Aku frustasi. Aku kebingungan. Aku butuh hadirmu. Aku butuh kata rindumu. Dimana kamu? Selamatkan aku!
Untuk seseorang yang mungkin tidak akan pernah membaca tulisan ini.
Aku merindukan cintamu.
24102011. 02:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar